Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain. Kesempurnaan itu terletak pada adab dan budaya karena dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, nurani dan kehendak yang terdapat dalam jiwa manusia. Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari banyak segi. Ada dua pandangan yang akan dijadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia, diantaranya:
1. Manusia itu terdiri dari 4 unsur yang saling terkait, yaitu: jasad, hayat, ruh, nafs
2. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu: id yang merupakan struktur kepribadian yang saling primitif dan paling tidak nampak, ego yang seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” dan superego yang merupakan struktur kepribadian yang paling akhir dan muncul kira-kita pada usia 5 tahun.
B. Hakikat Manusia
1. Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh
2. Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya
3. Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi
4. Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
C. Pengertian Kebudayaan
Menurut E.B.Tylor (1871), kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan menurut A.L Krober dan C.Kluckhon mengatakan, bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
D. Unsur-Unsur Kebudayaan
C.Kluckhohn didalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada 7 unsur kebudayaan universal, yaitu:
1. Sistem Religi, merupakan produk manusia sebagai homo religius
2. Sistem organisasi kemasyarakatan, merupakan produk dari manusia sebagai homo socius
3. Sistem pengetahuan, merupakan produk manusia sebagai homo sapiens
4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi, merupakan produk manusia sebagai homo economicus
5. Sistem teknologi dan peralatan, merupakan produk dari manusia sebagai homo faber
6. Bahasa, merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens
7. Kesenian, merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus
E. Wujud Kebudayaan
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai 3 wujud, yaitu:
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia, wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya
2. Kompleks aktivitas, berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi.
3. Wujud sebagai benda, aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.
F. Orientasi Nilai Budaya
Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan didunia, secara universal menyangkut 5 masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
G. Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Hubungan antara manusia dan kebudayaan secara sederhana adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Dari sisi lain, hubungan manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis (saling terkait satu sama lain). Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu:
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun
dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia
3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.