Jurnal 1
|
Jurnal 2
|
|
Judul
|
Pemilihan
Strategi Pemasaran Pada PT. Nyonya Meneer Dengan Menggunakan Pendekatan
Metode Analytical Network Process
(ANP) Dan Technique For Order
Preference By Similarity To An Ideal Solution (TOPSIS)
|
Kondisi
Homogenisasi Dan Prapeningkatan Skala Proses Mikroenkapsulasi Minyak Sawit
|
Website
|
file:///C:/Users/hp/Downloads/6029-12968-1-SM%20(1).pdf
|
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin/article/view/11792
|
Tahun
|
2014
|
2014
|
Penulis
|
Ary Arvianto, Diana Puspita Sari, Grace Olivia
|
Tien R Muchtadi, Alfia Nurul Ilma, Dase Hunaefi,
Sri Yuliani
|
Reviewer
|
Andre Dwi Putra
|
Andre Dwi Putra
|
Tujuan Penulisan
|
Tujuan utama dalam penulisan atau penelitian ini
bagaimana cara perusahaan mencapai suatu keunggulan yang kompetitif.
Perusahaan pun membutuhkan suatu strategi pemasaran untuk bersaing dengan
competitor lainnya agar bisa membedakan dan memiliki nilai tersendiri dalam
strategi pemasaran, itu sendiri untuk memperlancar keberlangsungan produksi
perusahaan.
|
Tujuan utama dalam penulisan atau penelitian ini
adalah Minyak sawit memiliki keunikan karena mengandung pigmen karotenoid
sebesar 500-700 ppm. Karotenoid sangat sensitif terhadap kondisi pengolahan
seperti panas dan oksidasi. Proses mikroenkapsulasi dilakukan dalam dua
tahap, yaitu proses homogenisasi untuk pembentukan emulsi dan semprot untuk
pembentukan mikrokapsul dan melindungi komponen aktif. Proses homogenisasi
merupakan proses utama pembentukan emulsi.
|
Latar
Belakang
|
Suatu perusahaan
yang ingin membangun keunggulan kompetitif dengan menghasilkan nilai bagi
konsumen agar menjadi sorotan utama dalam pemasaran strategi perusahaan
tersebut harus menawarkan nilai yang berbeda dari kompetitornya. Christensen
(2010) mendefinasikan bahwa keunggulan kompetitif adalah sebuah nilai yang
dibuat oleh perusahaan agar menarik minat konsumen untuk membeli produk atau
layanan perusahaan tersebut.
|
Minyak sawit
adalah salah satu komoditas hasil perkebunan Indonesia yang sangat potensial.
Secara global, posisi produksi minyak sawit Indonesia menempati urutan
pertama dan memasok hampir 50% kebutuhan minyak sawit dunia (Ermawati, 2013).
Pemanfaatan minyak sawit di Indonesia sebagai produk hilir masih sangat
terbatas. Produk hilir kelapa sawit dimanfaatkan sebagai bioetanol, biodiesel
dan bahan bakar pembangkit. Produk turunan CPO dalam bahan pangan digunakan
sebagai miyak goreng, minyak salad. Minyak sawit memiliki keunikan
dibandingkan dengan minyak nabati lainnya karena mengandung pigmen karotenoid
yang sangat tinggi sekitar 500-700 ppm (Wiley dan Sons, 2013) (setara dengan
60.000 IU aktivitas vitamin A per 100 g). Dewasa ini permintaan produk pangan
yang bernutrisi semakin meningkat dan berkembang.
|
Metode
Penelitian
|
Metodologi penelitian dapat digunakan sebagai
acuan dalam melakukan sebuah penelitian. Metodologi mempunyai siklus
terstruktur agar memcahkan masalah.
1. Variabel, mempunyai 6 kriteria sumber
pemasaran.
2. Kuesioner, pada penilitian ini terdapat 3
kuesioner yang digunakan.
3. Responden, masukan dari pada staff yang ada.
|
Bahan dan Alat yang digunakan dalam penelitian
ini.
Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini
adalah minyak sawit kasar (Crude Palm Oil/CPO) yang diperoleh dari PT. Salim
Ivomas Pratama Jakarta. Bahan pendukung yang digunakan maltodekstrin DE
10-15, gum arab, gelatin yang diperoleh dari toko bahan kimia Setia Guna
Bogor, Tween 80 dan aquades. Bahan yang digunakan untuk analisis adalah
heksana (p.a), methanol (p.a), chloroform (p.a), kertas saring, kertas saring
Whatman No. 42 dan gas nitrogen teknis. Peralatan yang digunakan dalam proses
pembuatan mikroenkapsulat minyak sawit meliputi homogenizer ultra turax
(model SILVERSON L4R armfield), pengering semprot (BUCHI 190 Mini Spray
Drier) dan neraca analitik.
|
Pembahasan
|
Tabel diatas
adalah hubungan ketergantungan subkriteria. Dari hubungan ini, nantinya akan
menjadi dasar dalam pembuatan model ANP. Pada ANP terdapat 2 jenis hubungan
ketergantungan yaitu inner dependence dan
outer dependence. Model ANP ini
akan digunakan untuk melakukan perbandingan berpasangan berdasarkan kuesioner
yang telah disebar ke responden. Setelah didapatkan bobot kepentingan untuk
masing-masing subkriteria maka tahapan selanjutnya adalah meranking prioritas
untuk alternatif strategi pemasaran terpilih yang dianggap paling sesuai
untuk PT. Nyonya Meneer. Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk
merangking prioritas adalah dengan menggunakan metode TOPSIS. Metode ini
dipilih karena dengan menggunakan TOPSIS, alternatif yang nantinya terpilih
memiliki jarak terdekat dengan solusi ideal, dan jarak terjauh dengan solusi
ideal negatif. Tahapan pertama yang dilakukan metode TOPSIS adalah
disebarkannya kuesioner judgement.
Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui kecocokan pilihan alternatif yang
akan direkomendasikan dengan subkriteria atau sumber daya pemasaran yang
dimiliki oleh PT. Nyonya Meneer. Kuesioner ini memiliki 5 skala, yaitu sangat
buruk, buruk, cukup, baik dan sangat baik. Kondisi finansial merupakan
kemampuan perusahaan untuk mengatur keuangannya dalam mendukung pemasaran
produk PT. Nyonya Meneer. keadaan kondisi finansial ini, strategi cost leadership, dimana perusahaan bertujuan untuk
menjadi produsen dengan harga yang lebih rendah dari pesaing tanpa mengurangi
keuntungan dianggap tidak sesuai bagi perusahaan. Karena dalam mengurangi
harga jual produk, akan sulit bagi perusahaan mempertahankan keuntungan yang
ditargetkan. Tahapan selanjutnya adalah menyatukan hasil kuesioner judgment dari kelima responden dengan
menghitung rata-rata untuk setiap subkriteria. Setelah ini, tahapan
berikutnya adalah mengkallkulasikan matriks keputusan normalisasi. untuk
menghitung jarak terhadap solusi ideal negatif untuk masing-masing alternatif
strategi pemasaran berdasarkan Porter.
Dari hasil yang
sudah ada maka PT. Nyonya Meneer memakai strategi segmentation strategy.
|
Proses pembuatan
mikroenkapsulat minyak sawit dilakukan melalui dua tahap, yaitu proses
pembuatan emulsi dan proses pengeringan dengan pengering semprot. Pada
masing-masing tahap akan dilihat pengaruh dari faktor kondisi homogenisasi
dan peningkatan volume bahan terhadap karakteristik emulsi dan mikroenkapsulat
minyak sawit. Volume bahan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1rancangan
percobaan dengan faktor lamanya waktu homogenisasi dan volume yang digunakan
dapat dilihat pada Tabel 2
serta dimensi alat dan wadah yang digunakan dapat
dilihat pada Tabel 3
Selanjutnya dilakukan analisis karakteristik
emulsi minyak sawit, analisis karakteristik mikroenkapsulat minyak sawit,
analsis kandungan dan retensi total karotenoid mikroenkapsulat minyak sawit. Model
persamaan kestabilan emulsi minyak sawit :
Kestabilan
emulsi (%) = 56,015 – 0,023V + 1,476t
+ 1,031x10-5V2 ………..(1)
Model persamaan
kadar karoten emulsi minyak sawit :
Kadar karoten
(ppm) = 103,945 + 0,033V – 4,840t – 1,245x10-5V2 …………(2)
Keterangan : V =
volume emulsi (mL) t = waktu homogenisasi (menit)
Model persamaan
1 dan 2 dapat digunakan untuk mengetahui prediksi kestabilan emulsi dan kadar
karotenoid
emulsi. Tingkat kestabilan emulsi memiliki hubungan negatif terhadap kadar
karotenoid, apabila tingkat kestabilan emulsi meningkat, maka kadar
karotenoid cenderung menurun, begitupula sebaliknya.
Homogenisasi
adalah proses pengecilan ukuran partikel dari fase terdispersi sekaligus
mendistribusikan secara seragam ke dalam fase kontinyu. Karakteristik dari
suatu formula dan kondisi homogenisasi memiliki efek yang sangat besar
terhadap karakteristik produk akhir yang dihasilkan.
|
Keseimpulan
|
Terdapat 2 jenis hubungan, yaitu inner dependence dan outer dependence. Bentuk hubungan ini
dapat berupa hubungan saling mempengaruhi atau dipengaruhi. Dengan perhitungan
ANP, di dapatkan bobot masing-masing subkriteria. Dengan menggunakan metode
TOPSIS di dapatkan peringkat prioritas alternatif strategi pemasaran bagi PT.
Nyonya Meneer, alternative yang terpilih adalah strategi segmentasi. PT.
Nyonya Meneer memfokuskan pada produk wanita remaja hingga dewasa,
berpendapatan menengah ke atas sehinggan perusahaan dapat maksimal dalam
menggunakan sumber daya pemasaran.
|
Kondisi homogenisasi dan peningkatan volume bahan
mempengaruhi kualitas dan karakteristik emulsi dan mikroenkapsulat minyak
sawit. Karakteristik emulsi meliputi stabilitas dan kadar total karotenoid.
Stabilitas emulsi meningkat dengan meningkatnya waktu homogenisasi dan kadar
karotenoid meningkat dengan meningkatnya volume bahan. Peningkatan volume
bahan dan lamanya waktu homogenisasi tidak mempengaruhi karakteristik kadar
air, aw dan kelarutan dari mikroenkapsulat minyak sawit secara signifikan,
tetapi mempengaruhi kandungan minyak tidak tersalut dan efisiensi proses
mikroenkapsulasi.
|
Kelebihan
|
Penelitian
ini untuk mengetahui strategi pemasaran dalam penjualan suatu produk. Metode yang
terpilih sudah tepat untuk pemasaran.
|
Metode yang
digunakan sudah tepat dalam proses homogensiz, serta tujuan dari penelitian
yang dibuat penulis mudah dipahami.
|
Kekurangan
|
Penghitungan dalam
strategi pemasaran belum terlalu akurat untuk bisa mencapai tujuan
perusahaan.
|
Dari metode yang dipakai dalam penelitian ini
penulis, perhitungan dalam metode ini sangat sulit untuk dipahami jika hanya
mengacu padaa rumus teori tidak ada perhitungan langsung.
|
https://www.slideshare.net/AndreDwiPutra1/ppt-tabel-perbandingan