Tuesday 7 November 2017

Review Jurnal 2 Dan PowerPoint

Judul
Kondisi Homogenisasi Dan Prapeningkatan Skala Proses Mikroenkapsulasi Minyak Sawit
Jurnal
Teknik Industri
Website
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin/article/view/11792
Volume & Halaman
J Tek Ind Pert. 25 (3): 248-259
Tahun
2014
Penulis
Tien R Muchtadi, Alfia Nurul Ilma, Dase Hunaefi, Sri Yuliani
Reviewer
Andre Dwi Putra/ 3ID06 (30415709)
Tanggal Reviewer
6 November 2017

Tujuan Penulisan
Tujuan utama dalam penulisan atau penelitian ini adalah Minyak sawit memiliki keunikan karena mengandung pigmen karotenoid sebesar 500-700 ppm. Karotenoid sangat sensitif terhadap kondisi pengolahan seperti panas dan oksidasi. Proses mikroenkapsulasi dilakukan dalam dua tahap, yaitu proses homogenisasi untuk pembentukan emulsi dan pengeringan semprot untuk pembentukan mikrokapsul dan melindungi komponen aktif. Proses homogenisasi olein merupakan proses utama dalam pembentukan emulsi sebagai proses pendahuluan sebelum pengeringan semprot. Proses ini dipengaruhi oleh kecepatan homogenizer.
Pendahuluan
Minyak sawit adalah salah satu komoditas hasil perkebunan Indonesia yang sangat potensial. Secara global, posisi produksi minyak sawit Indonesia menempati urutan pertama dan memasok hampir 50% kebutuhan minyak sawit dunia (Ermawati, 2013). Pemanfaatan minyak sawit di Indonesia sebagai produk hilir masih sangat terbatas. Produk hilir kelapa sawit dimanfaatkan sebagai bioetanol, biodiesel dan bahan bakar pembangkit. Produk turunan CPO dalam bahan pangan digunakan sebagai miyak goreng, minyak salad, shortening, margarin, CBS, serta emulsifier  Minyak sawit memiliki keunikan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya karena mengandung pigmen karotenoid yang sangat tinggi sekitar 500-700 ppm (Wiley dan Sons, 2013) (setara dengan 60.000 IU aktivitas vitamin A per 100 g). Dewasa ini permintaan produk pangan yang bernutrisi semakin meningkat dan berkembang. Mikroenkapsulasi merupakan proses penyalutan lapisan baik terhadap partikel padatan yang kecil atau droplet dari suatu cairan atau larutan. Dengan adanya proses penyalutan ini, lapisan yang terbentuk dapat berperan menjadi impermeable physical barrier, sehingga cairan yang ada didalamnya dapat terlindungi dan memudahkan dalam proses penanganannya.
Metode Penelitian
Bahan dan Alat yang digunakan dalam penelitian ini.
Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak sawit kasar (Crude Palm Oil/CPO) yang diperoleh dari PT. Salim Ivomas Pratama Jakarta. Bahan pendukung yang digunakan maltodekstrin DE 10-15, gum arab, gelatin yang diperoleh dari toko bahan kimia Setia Guna Bogor, Tween 80 dan aquades. Bahan yang digunakan untuk analisis adalah heksana (p.a), methanol (p.a), chloroform (p.a), kertas saring, kertas saring Whatman No. 42 dan gas nitrogen teknis. Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan mikroenkapsulat minyak sawit meliputi homogenizer ultra turax (model SILVERSON L4R armfield), pengering semprot (BUCHI 190 Mini Spray Drier) dan neraca analitik.
Pembahasan

Proses pembuatan mikroenkapsulat minyak sawit dilakukan melalui dua tahap, yaitu proses pembuatan emulsi dan proses pengeringan dengan pengering semprot. Pada masing-masing tahap akan dilihat pengaruh dari faktor kondisi homogenisasi dan peningkatan volume bahan terhadap karakteristik emulsi dan mikroenkapsulat minyak sawit. Volume bahan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1
rancangan percobaan dengan faktor lamanya waktu homogenisasi dan volume yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2
 serta  dimensi alat dan wadah yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3
Selanjutnya dilakukan analisis karakteristik emulsi minyak sawit, analisis karakteristik mikroenkapsulat minyak sawit, analsis kandungan dan retensi total karotenoid mikroenkapsulat minyak sawit. Model persamaan kestabilan emulsi minyak sawit :

Kestabilan emulsi (%) = 56,015 – 0,023V + 1,476t   + 1,031x10-5V2    ………..(1)

Model persamaan kadar karoten emulsi minyak sawit :

Kadar karoten (ppm) = 103,945 + 0,033V – 4,840t – 1,245x10-5V2  …………(2)

Keterangan : V = volume emulsi (mL) t = waktu homogenisasi (menit)

Model persamaan 1 dan 2 dapat digunakan untuk mengetahui prediksi kestabilan emulsi dan kadar
karotenoid emulsi. Tingkat kestabilan emulsi memiliki hubungan negatif terhadap kadar karotenoid, apabila tingkat kestabilan emulsi meningkat (tinggi), maka kadar karotenoid cenderung menurun, begitupula sebaliknya. 

Homogenisasi adalah proses pengecilan ukuran partikel dari fase terdispersi sekaligus mendistribusikan secara seragam ke dalam fase kontinyu. Karakteristik dari suatu formula dan kondisi homogenisasi memiliki efek yang sangat besar terhadap karakteristik produk akhir yang dihasilkan. Panas yang dihasilkan dari kerja rotor-stator menyebar keseluruh bagian bahan
dalam wadah secara konduksi dan konveksi. Dengan volume bahan yang lebih besar perpindahan panas akan berjalan lebih lambat dan suhu tidak akan meningkat dengan cepat. Hal ini dapat dilihat pada volume bahan 1800 mL, dimana kenaikan suhu tidak meningkat secara signifikan, beriringan dengan lamanya waktu homogenisasi yang dilakukan. Berbeda halnya ketika volume bahan yang digunakan lebih kecil, suhu akan meningkat dengan signifikan ketika waktu homogenisasi yang dilakukan lebih lama. Pada volume bahan 900 mL, semakin lama waktu homogenisasi suhu akhir emulsi meningkat dari 40oC-70oC. Suhu akhir homogenisasi diduga dapat mempengaruhi karakteristik mikroenkapsulat minyak sawit yaitu kandungan total karotenoid. Kandungan total karotenoid akan dibahas pada subbab selanjutnya. Kelarutan merupakan salah satu karakteristik yang baik untuk menentukan kualitas dari suatu produk bubuk. Pada umumnya, air digunakan sebagai media pelarut pada produk mikroenkapsulat minyak sawit. Proses mikroenkapsulasi pada pembuatan mikroenkapsulat minyak sawit tidak hanya terjadi ketika proses homogenisasi berlangsung tetapi ikut dipengaruhi oleh proses pengeringan dengan pengering semprot. Minyak tidak tersalut adalah minyak yang tidak terlindungi secara sempurna oleh matriks penyalut atau hanya menempel pada dinding bagian luar penyalut. Minyak tidak tersalut erat kaitannya dengan efisiensi proses penyalutan. Minyak tidak tersalut juga dapat memediasi terjadinya reaksi oksidasi yang dapat menurunkan kandungan karotenoid.
Kesimpulan
Kondisi homogenisasi dan peningkatan volume bahan mempengaruhi kualitas dan karakteristik emulsi dan mikroenkapsulat minyak sawit. Karakteristik emulsi meliputi stabilitas dan kadar total karotenoid. Stabilitas emulsi meningkat dengan meningkatnya waktu homogenisasi dan kadar karotenoid meningkat dengan meningkatnya volume bahan. Peningkatan volume bahan dan lamanya waktu homogenisasi tidak mempengaruhi karakteristik kadar air, aw dan kelarutan dari mikroenkapsulat minyak sawit secara signifikan, tetapi mempengaruhi kandungan minyak tidak tersalut dan efisiensi proses mikroenkapsulasi.
Kekuatan Penelitian
Metode yang digunakan sudah tepat dalam strategi pemasaran, serta tujuan dari penelitian yang dibuat penulis mudah dipahami.
Kelemahan Penelitian
Dari metode yang dipakai dalam penelitian ini penulis, perhitungan dalam metode ini sangat sulit untuk dipahami jika hanya mengacu padaa rumus teori tidak ada perhitungan langsung.



https://www.slideshare.net/secret/1m9OqtbdRA5epr

No comments:

Post a Comment